Minggu, 24 November 2013

Kisah Nyata Dari Zaman Keemasan

     Aku kutip sebuah pengalaman yang ku temukan pada halaman buku yang kubaca. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau ada seribu atau bahkan sejuta lagi orang yang memahami betapa sebuah risalah itu bukanlah khayalan.

THE STORY FROM THE GOLDEN AGE
     Lepas dari kegagalan pertempuran dengan Wina,
Pemerintah terlalu terbebani sebagian karena pedagang Eropa yang memasuki ekonomi mereka telah merusak sistem pengawasan dan pengimbangan yang halus didalam Utsmani. Lupakan pertempuran Lepanto. Lupakan pegepungan Wina yang gagal. Pada akhirnya pedaganglah, bukan tentara, yang meruntuhkan kekaisaran Utsmani.
     Saya melacak beberapa rincian. Dalam kekaisaran Utsmani, serikat (yang terkait dengan tarekat-tarekat sufi) mengendalikan semua manufaktur dan mereka melindungi aanggota mereka dengan cara mengunci kompetisi. Satu serikat memonopoli atas produksi sabun, misalnya, sementara yang lain memiliki monopoli atas pembuatan sepatu. Serikat tidak bisa memanfaatkan posisi monopoli mereka untuk mendongkrak harga, karena negara menetapkan batas tentang berapa besar biaya yang bisa mereka berikan. Negara melindungi masyarakat dan serikat melindungi anggota mereka, segala seimbang, semuanya berjalan.

   Kemudian, orang BARAT masuk ke sistem itu. Mereka tidak bersaing dengan serikat dengan berusaha menjual sabun atau sepatu-negara tidak membolehkannya. Tidak, mereka mencari barang untuk dibeli, terutama bahan baku, seperti wol, daging, kulit, kayu, minyak, logam dan sejenisnya-apapun yang dapat mereka peroleh. Pemasok senang menjual kepada mereka, dan BAHKAN NEGARA TERSENYUM MELIHAT PERDAGANGAN INI, karena hal itu membawa emas masuk ke dalam kerajaan, dan bagaimana itu bisa menjadi buruk? Sayangnya orang-orang eropa itu mengejar bahan-bahan yang sama yang diperlukan serikat untuk membuat produk mereka. Dan orang-orang Eropa bisa membeli lebih banyak daripada serikat karena mereka memiliki emas dari Amerika dalam kantong-kantong mereka, sementara serikar pekerja hanya mempunyai laba mereka, yang dibatasi oleh kontrol harga pemerintah. Mereka tidak bisa mengimbangi perbedaan itu dengan volume-dengan memproduksi dan menjual lebih banyak barang, maksudnya karena mereka tidak bisa mendapatkan cukup bahan baku untuk meningkatkan produksi. Dengan hadirnya orang asing yang menghisap habis wilayah-wilayah Utsmani dan mengirimkannya ke Eropa, para pengrajin di dunia Utsmani mulai meresakkan cubitannya, produksi dalam negeri perlahan-lahan anjlok.
     Para pejabat Utsmani melihat masalah ini dan melarang ekspor bahan baku strategis yanng dibutuhkan  oleh industri dalam negeri. Tapi hukum semacam ini hanya MEMBUKA PELUANG PENYELUNDUPAN : ketika mengekspor wol dianggap kriminal, hanya penjahat akan mengekspor wol. Ekonomi pasar hitam mulai berkembang, terbentuklah orang kelas kaya baru dari perdagangan pasar gelap, dan karena mereka melanggar hukum untuk mencari uang, MEREKA HARUS MENYUAP BERBAGAI PEJABAT UNNTUK MELANCARKANNYA , yang membuka peluang bagi korupsi, yang melahirkan kelas orang kaya baru dari pengusaha yang lain : BIROKRAT PEMAKAN SUAP .
     Jadi, sekarang banyak orang yang memiliki uang ilegal yang tidak dihasilkan dari peningkatan produktivitas apapun. Itu adalah uang tunai yang dialirkan masuk ke kas ekonomi Utsmani oleh orang eropa yang bebas berbelanja menggunakan emas dari Amerika. Tapi ke mana orang kaya baru warga negara Utsmani menghabiskan uang mereka? Investasi di dunia hilir tidak mungkin: itu akan menarik perhatian tak diinginkan dari negara. Jadi mereka melakukan apa yang dilalkukan pengedar narkoba di masyarakat amerika modern. Mereka membelanjakannya untuk barang-barang mewah. Di dunia Utsmani, ini mencakup barang -barang konsument dari barat, yang dapat diperoleh dengan uang tunai yang dibayarkan dibawah meja. Tren yang menggerogoti kemampuan Utsmani untuk memproduksi barang-barang itu sendiri, membukakan pasar bagi pasar-pasar industri Eropa dan akhirnya menguras emas kembali ke Eropa.
     Uang tunai dari luar yang masuk ke sistem Utsmani ketika produksi mulai melorot kemudian menimbulkan inflasi: itulah yang terjadi bila jumlah uang lebih banyak daripada barang yang dapat dibeli.

dikutip dari buku:
"dari puncak bagdad, sejarah dunia versi islam"
karangan TAMIM ANSARY
penerbit ZAMAN
cetakan 1, 2012

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kutipan diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar